Bila Seekor Semut Dianggap Berbohong Oleh Teman-Temannya - Permata Salafus Sholih

Breaking

Meniti Aqidah dan Manhaj Para Nabi dan Salafus Sholeh

Anda diperbolehkan mengkopi paste ayat, hadist dan terjemahannya tanpa menyebutkan sumbernya serta diperbolehkan untuk menyebarkan artikel-artikel di blog ini dengan menyertakan sumbernya, namun anda dilarang menyebarkannya dengan mengeditnya dan mengakui sebagai tulisan anda dengan tujuan komersil atau non komersil

Selasa, 01 Agustus 2017

Bila Seekor Semut Dianggap Berbohong Oleh Teman-Temannya


Tabi’at manusia apabila dibohongi oleh temannya maka dia akan marah atau setidaknya dia akan membenci temannya tersebut, karena kebohongan adalah dosa penipuan yang melahirkan penganiayaan dan kedzoliman.

Semutpun ketika merasa dibohongi oleh temannya maka dia akan marah, Imam Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah menceritakan kisah unik ini, beliau berkata:

وَلَقَد اخبر بعض العارفين انه شَاهد مِنْهُنَّ يَوْمًا عجبا قَالَ رايت نملة جَاءَت الى شقّ جَرَادَة فزاولته فَلم تطق حمله من الارض فَذَهَبت غير بعيد ثمَّ جَاءَت مَعهَا بِجَمَاعَة من النَّمْل قَالَ فَرفعت ذَلِك الشق من الارض فَلَمَّا وصلت النملة برفقتها الى مَكَانَهُ دارت حوله ودرن مَعهَا فَلم يجدن شَيْئا فرجعن فَوَضَعته ثمَّ جَاءَت فصادفته فزاولته فَلم تطق رَفعه فَذَهَبت غير بعيد ثمَّ جَاءَت بِهن فَرَفَعته فدرن حول مَكَانَهُ فَلم يجدن شَيْئا فَذَهَبت فَوَضَعته فَعَادَت فَجَاءَت بِهن فَرَفَعته فدرن حول الْمَكَان فَلَمَّا لم يجدن شَيْئا تحلقن حَلقَة وجعلن تِلْكَ النملة فِي وَسطهَا ثمَّ تحاملن عَلَيْهَا فقطعنها عضوا عضوا وَأَنا انْظُر

“Sebagian orang bijak pernah mengabarkan, bahwasanya suatu hari dia pernah menyaksikan perkara unik dari semut, dia berkata,’Aku pernah melihat seekor semut mendatangi sebuah potongan bangkai belalang. Dia berusaha mengangkatnya dari tanah namun tidak mampu, maka pergilah dia sebentar, kemudian datang lagi dengan segerombolan semut.’ Dia berkata lagi,’Maka akupun mengangkat potongan belalang itu dari tanah. Tatkala semut itu dan teman-temannya sampai ke tempat potongan belalang tadi, ia dan teman-temannya berkeliling, namun tidak menemukan apapun. Maka merekapun kembali. Kemudian aku meletakkan potongan belalang tadi, lalu ia datang lagi dan menemukannya. Ia berusaha mengangkatnya , namun ia tidak mampu. Kemudian ia pergi lagi sebentar, lalu datang kembali dengan teman-temannya. Lalu akupun mengangkatnya lagi, merekapun berkeliling sekitar tempat itu namun tidak menemukan apapun. Lalu pergilah dia. Kemudian aku letakkan kembali potongan bangkai tadi, maka ia kembali lagi dan datang bersama teman-temannya. Lalu akupun mengangkatnya lagi, maka merekapun berputar-putar di sekitar tempat itu. Ketika mereka tidak menemukan apapun, mereka lalu mengepung semut tadi di tengah-tengah lingkaran mereka, merekapun mendesaknya dan memotongnya bagian demi bagian sedangkan aku melihatnya.’”(Miftah Daris Sa’adah hal. 1/243)

Faedah dari kisah tersebut:
1.    Jauhilah kedustaan karena ia akan melahirkan ketidak percayaan orang lain.
2.    Jangan lakukan Kedustaan karena  ia akan menyakiti hati teman dan akan merusak persahabatan.
3.    Kedustaan dan kebohongan itu akan merugikan diri sendiri.
4.    Kecerdasan dan keunikan semut

Imam Ibnul Qoyyim al-Jauziyah rohimahullah berkata:

وَيَكْفِي فِي فطنتها مَا نَص الله عز وَجل فِي كِتَابه من قَوْلهَا لجَماعَة النَّمْل وَقد رَأَتْ سُلَيْمَان عَلَيْهِ الصَّلَاة وَالسَّلَام وَجُنُوده يَا ايها النَّمْل ادخُلُوا مَسَاكِنكُمْ لَا يحطمنكم سُلَيْمَان وجنوه وهم لايشعرون فتكلمت بِعشْرَة انواع من الْخطاب فِي هَذِه النَّصِيحَة النداء والتنبيه وَالتَّسْمِيَة والامر وَالنَّص والتحذير والتخصيص والتفهيم والتعميم والاعتذار فاشتملت نصيحتها مَعَ الِاخْتِصَار على هَذِه الانواع الْعشْرَة وَلذَلِك اعْجَبْ سلميان قَوْلهَا وَتَبَسم ضَاحِكا مِنْهُ وسال الله ان يوزعه شكر نعْمَته عَلَيْهِ لما سمع كَلَامهَا

“Cukup yang menunjukkan kecerdasannya (Semut) adalah apa yang dinyatakan oleh Allah dalam kitab-Nya tentang ucapannya kepada gerombolan semut ketika dilihat oleh Nabi Sulaiman ‘Alaihis Sholaatu Was Salaam dan tentaranya,’ Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.’ Maka semut ini berbicara dengan sepuluh macam pembicaraan dalam satu nasehat ini, yaitu: panggilan, perhatian, penamaan, perintah, pernyataan, peringatan, pengkhususan, pemahaman, pemerataan dan pemberian alasan. Maka pesannya teringkas dalam sepuluh bentuk pembicaraan, oleh sebab itu maka Nabi Sulaiman  merasa tertarik dengan ucapannya sambil tersenyum bangga dan meminta kepada Allah agar dianugerahkan rasa syukur atas nikmat yang diberikan kepadanya tatkala mendengar ucapan semut ini.”
    Selain itu, syari’at Islam melarang untuk membunuh semut, berdasarkan hadist:


عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: " نَهَى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ قَتْلِ أَرْبَعٍ مِنَ الدَّوَابِّ: النَّمْلَةِ، وَالنَّحْلَةِ، وَالْهُدْهُدِ، وَالصُّرَدِ
Dari Ibnu Abbas, dia berkata,’Rosulullah ﷺ melarang membunuh  empat hewan, yaitu : semut, lebah, burung Hud Hud, dan burung Shurod.”(HR. Ahmad no. 3066, dinilai shohih oleh Syaikh Ahmad Syakir)

    Diperbolehkan membunuh apabila mengganggu, baik menggigit, masuk rumah ataupun gangguan lainnya, berdasarkan hadist berikut:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: " نَزَلَ نَبِيٌّ مِنَ الأَنْبِيَاءِ تَحْتَ شَجَرَةٍ، فَلَدَغَتْهُ نَمْلَةٌ، فَأَمَرَ بِجَهَازِهِ فَأُخْرِجَ مِنْ تَحْتِهَا، ثُمَّ أَمَرَ بِبَيْتِهَا فَأُحْرِقَ بِالنَّارِ، فَأَوْحَى اللَّهُ إِلَيْهِ: فَهَلَّا نَمْلَةً وَاحِدَةً
 "
Dari Abu Huroiroh rodhiyallahu ‘Anhu, bahwasanya Rosulullah ﷺ bersabda,’Salah seorang Nabi singgah di bawah sebuah pohon, lalu ia digigit oleh seekor semut maka dia memerintahkan barang-barangnya agar dikeluarkan dari bawah pohon, kemudian ia memerintahkan untuk membakar rumah semut, lalu Allah memberikan wahyu kepadanya,’Kenapa tidak satu semut saja?’  (HR. Bukhori : 3319, Muslim : 2241)

Al-Qostholani rohimahullah berkata dalam mengomentari hadist tersebut:

وقال الدميري: قوله هلاًّ نملة واحدة دليل على جواز قتل المؤذي وكل قتل كان لنفع أو دفع ضرر فلا بأس به عند العلماء ولم يخص تلك النملة التي لدغت من غيرها لأنه ليس المراد القصاص لأنه لو أراده لقال: هلاًّ نملتك التي لدغتك، ولكن قال: هلاًّ نملة فكأن نملة تعم البريء والجاني

“Dan Ad-Dimyari berkata,’Wahyu Allah ’kenapa tidak satu semut saja?’ adalah dalil bolehnya membunuh hewan penggganggu. Dan setiap membunuh hewan karena ada manfaatnya atau karena untuk menolak bahayanya  tidak mengapa menurut para ulama’. Sedangkan tidak dikhususkan semut yang menggigit karena tujuannya bukan qisos (balasan) karena seandainya tujuannya qisos maka Dia (Allah) akan berkata,’Kenapa tidak semut yang mengggigitmu?’ Namun Dia berkata,’Kenapa tidak satu semut saja, maka seolah-olah Satu semut mencakup semut yang tidak bersalah maupun yang bersalah.” (Irsyadus Sari : 5/314-315)

Oleh Abu Hasan as-Syihaby
Pagi nan indah di sudut utara kabupaten Lamongan Jatim, Rabu, 09 Dzulqo’dah 1438 H/ 2 Agustus 2017 M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jazakumullah atas kunjungan dan perhatian anda. Komentar yang bijak adalah kehormatan kami.