Tabi’at manusia apabila dibohongi oleh temannya maka dia akan marah atau setidaknya dia akan membenci temannya tersebut, karena kebohongan adalah dosa penipuan yang melahirkan penganiayaan dan kedzoliman.
Semutpun ketika merasa dibohongi oleh temannya maka dia akan marah, Imam Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah menceritakan kisah unik ini, beliau berkata:
وَلَقَد اخبر بعض العارفين انه شَاهد مِنْهُنَّ يَوْمًا عجبا قَالَ رايت نملة جَاءَت الى شقّ جَرَادَة فزاولته فَلم تطق حمله من الارض فَذَهَبت غير بعيد ثمَّ جَاءَت مَعهَا بِجَمَاعَة من النَّمْل قَالَ فَرفعت ذَلِك الشق من الارض فَلَمَّا وصلت النملة برفقتها الى مَكَانَهُ دارت حوله ودرن مَعهَا فَلم يجدن شَيْئا فرجعن فَوَضَعته ثمَّ جَاءَت فصادفته فزاولته فَلم تطق رَفعه فَذَهَبت غير بعيد ثمَّ جَاءَت بِهن فَرَفَعته فدرن حول مَكَانَهُ فَلم يجدن شَيْئا فَذَهَبت فَوَضَعته فَعَادَت فَجَاءَت بِهن فَرَفَعته فدرن حول الْمَكَان فَلَمَّا لم يجدن شَيْئا تحلقن حَلقَة وجعلن تِلْكَ النملة فِي وَسطهَا ثمَّ تحاملن عَلَيْهَا فقطعنها عضوا عضوا وَأَنا انْظُر
Faedah dari kisah tersebut:
1. Jauhilah kedustaan karena ia akan melahirkan ketidak percayaan orang lain.
2. Jangan lakukan Kedustaan karena ia akan menyakiti hati teman dan akan merusak persahabatan.
3. Kedustaan dan kebohongan itu akan merugikan diri sendiri.
4. Kecerdasan dan keunikan semut
Imam Ibnul Qoyyim al-Jauziyah rohimahullah berkata:
وَيَكْفِي فِي فطنتها مَا نَص الله عز وَجل فِي كِتَابه من قَوْلهَا لجَماعَة النَّمْل وَقد رَأَتْ سُلَيْمَان عَلَيْهِ الصَّلَاة وَالسَّلَام وَجُنُوده يَا ايها النَّمْل ادخُلُوا مَسَاكِنكُمْ لَا يحطمنكم سُلَيْمَان وجنوه وهم لايشعرون فتكلمت بِعشْرَة انواع من الْخطاب فِي هَذِه النَّصِيحَة النداء والتنبيه وَالتَّسْمِيَة والامر وَالنَّص والتحذير والتخصيص والتفهيم والتعميم والاعتذار فاشتملت نصيحتها مَعَ الِاخْتِصَار على هَذِه الانواع الْعشْرَة وَلذَلِك اعْجَبْ سلميان قَوْلهَا وَتَبَسم ضَاحِكا مِنْهُ وسال الله ان يوزعه شكر نعْمَته عَلَيْهِ لما سمع كَلَامهَا
Selain itu, syari’at Islam melarang untuk membunuh semut, berdasarkan hadist:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: " نَهَى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ قَتْلِ أَرْبَعٍ مِنَ الدَّوَابِّ: النَّمْلَةِ، وَالنَّحْلَةِ، وَالْهُدْهُدِ، وَالصُّرَدِ
Dari Ibnu Abbas, dia berkata,’Rosulullah ﷺ melarang membunuh empat hewan, yaitu : semut, lebah, burung Hud Hud, dan burung Shurod.”(HR. Ahmad no. 3066, dinilai shohih oleh Syaikh Ahmad Syakir)Diperbolehkan membunuh apabila mengganggu, baik menggigit, masuk rumah ataupun gangguan lainnya, berdasarkan hadist berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: " نَزَلَ نَبِيٌّ مِنَ الأَنْبِيَاءِ تَحْتَ شَجَرَةٍ، فَلَدَغَتْهُ نَمْلَةٌ، فَأَمَرَ بِجَهَازِهِ فَأُخْرِجَ مِنْ تَحْتِهَا، ثُمَّ أَمَرَ بِبَيْتِهَا فَأُحْرِقَ بِالنَّارِ، فَأَوْحَى اللَّهُ إِلَيْهِ: فَهَلَّا نَمْلَةً وَاحِدَةً
"
Dari Abu Huroiroh rodhiyallahu ‘Anhu, bahwasanya Rosulullah ﷺ bersabda,’Salah seorang Nabi singgah di bawah sebuah pohon, lalu ia digigit oleh seekor semut maka dia memerintahkan barang-barangnya agar dikeluarkan dari bawah pohon, kemudian ia memerintahkan untuk membakar rumah semut, lalu Allah memberikan wahyu kepadanya,’Kenapa tidak satu semut saja?’ (HR. Bukhori : 3319, Muslim : 2241)Al-Qostholani rohimahullah berkata dalam mengomentari hadist tersebut:
وقال الدميري: قوله هلاًّ نملة واحدة دليل على جواز قتل المؤذي وكل قتل كان لنفع أو دفع ضرر فلا بأس به عند العلماء ولم يخص تلك النملة التي لدغت من غيرها لأنه ليس المراد القصاص لأنه لو أراده لقال: هلاًّ نملتك التي لدغتك، ولكن قال: هلاًّ نملة فكأن نملة تعم البريء والجاني
“Dan Ad-Dimyari berkata,’Wahyu Allah ’kenapa tidak satu semut saja?’ adalah dalil bolehnya membunuh hewan penggganggu. Dan setiap membunuh hewan karena ada manfaatnya atau karena untuk menolak bahayanya tidak mengapa menurut para ulama’. Sedangkan tidak dikhususkan semut yang menggigit karena tujuannya bukan qisos (balasan) karena seandainya tujuannya qisos maka Dia (Allah) akan berkata,’Kenapa tidak semut yang mengggigitmu?’ Namun Dia berkata,’Kenapa tidak satu semut saja, maka seolah-olah Satu semut mencakup semut yang tidak bersalah maupun yang bersalah.” (Irsyadus Sari : 5/314-315)
Oleh Abu Hasan as-Syihaby
Pagi nan indah di sudut utara kabupaten Lamongan Jatim, Rabu, 09 Dzulqo’dah 1438 H/ 2 Agustus 2017 M
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jazakumullah atas kunjungan dan perhatian anda. Komentar yang bijak adalah kehormatan kami.