Namun demikian, hujan dapat pula menimbulkan bencana. Hujan asam yang turun bersamaan dengan zat-zat kimiawi dapat membuat kering tumbuh-tumbuhan dan dapat pula membunuh hewan. Hujan besar yang disertai angin dapat merobohkan rumah-rumah dan bangunan. Hujan lebat yang turun terus menerus dapat menimbulkan bahaya seperti banjir bandang, meluapnya air sungai sehingga terjadi banjir besar dan tanah longsor.
Hujan lebat yang terjadi terus menerus selama satu minggu pernah terjadi di zaman Nabi ﷺ di kota Madinah. Hujan ini banyak menimbulkan madhorot dan bahaya.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، أَنَّ رَجُلًا دَخَلَ الْمَسْجِدَ يَوْمَ جُمُعَةٍ، مِنْ بَابٍ كَانَ نَحْوَ دَارِ الْقَضَاءِ، وَرَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمٌ يَخْطُبُ، فَاسْتَقْبَلَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمًا، ثُمَّ قَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ هَلَكَتِ الْأَمْوَالُ، وَانْقَطَعَتِ السُّبُلُ، فَادْعُ اللهَ يُغِثْنَا ، قَالَ: فَرَفَعَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَيْهِ، ثُمَّ قَالَ: «اللهُمَّ أَغِثْنَا، اللهُمَّ أَغِثْنَا، اللهُمَّ أَغِثْنَا»، قَالَ أَنَسٌ: وَلَا وَاللهِ مَا نَرَى فِي السَّمَاءِ مِنْ سَحَابٍ وَلَا قَزَعَةٍ، وَمَا بَيْنَنَا وَبَيْنَ سَلْعٍ مِنْ بَيْتٍ وَلَا دَارٍ، قَالَ: فَطَلَعَتْ مِنْ وَرَائِهِ سَحَابَةٌ مِثْلُ التُّرْسِ، فَلَمَّا تَوَسَّطَتِ السَّمَاءَ انْتَشَرَتْ، ثُمَّ أَمْطَرَتْ، قَالَ: فَلَا وَاللهِ مَا رَأَيْنَا الشَّمْسَ سَبْتًا، قَالَ: ثُمَّ دَخَلَ رَجُلٌ مِنْ ذَلِكَ الْبَابِ فِي الْجُمُعَةِ الْمُقْبِلَةِ، وَرَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمٌ يَخْطُبُ، فَاسْتَقْبَلَهُ قَائِمًا، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ هَلَكَتِ الْأَمْوَالُ وَانْقَطَعَتِ السُّبُلُ، فَادْعُ اللهَ يُمْسِكْهَا عَنَّا، قَالَ: فَرَفَعَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَيْهِ، ثُمَّ قَالَ: «اللهُمَّ حَوْلَنَا وَلَا عَلَيْنَا، اللهُمَّ عَلَى الْآكَامِ، وَالظِّرَابِ، وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ، وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ» فَانْقَلَعَتْ، وَخَرَجْنَا نَمْشِي فِي الشَّمْسِ قَالَ شَرِيكٌ: فَسَأَلْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ: أَهُوَ الرَّجُلُ الْأَوَّلُ؟ قَالَ: لَا أَدْرِي،
Dari Anas bin Malik rodhiyallahu ‘anhu, “Bahwasanya ada seseorang masuk masjid pada hari jum’at dari arah pintu daril qodlo’, sementara Rosulullah ﷺ sedang berdiri menyampaikan khutbah. Lalu dia berdiri menghadap rosululah ﷺ, kemudian berkata, ‘Ya rosulullah, harta-harta hancur, jalan-jalan terputus, berdo’alah kepada Allah supaya menurunkan hujan.’ Anas berkata, ‘Maka Rosulullah ﷺ mengangkat kedua tangannya dan berdo’a, ‘Ya Allah turunkanlah hujan, Ya Allah turunkanlah hujan, Ya Allah turunkanlah hujan.’ Anas berkata, ‘Demi Allah, sungguh kami tidaklah melihat awan dan mendung sedikitpun di langit sebelumnya, sedangkan di antara kami dan gunung Sal’ tidak ada penghalang rumah dan kediaman.’ Anas berkata, ‘ Maka muncullah mendung dari balik gunung seperti perisai, maka ketika berada di tengah-tengah langit, mendung itu menyebar lalu turunlah hujan, maka demi Allah, tidaklah kami melihat matahari selama enam hari. Kemudian masuklah seseorang dari pintu itu lagi pada hari jum’at berikutnya sementara rosulullah ﷺ sedang berdiri menyampaikan khutbah. Lalu ia berdiri menghadap rosulullah, ia berkata, ‘Ya Rosulullah, harta-harta hancur, jalan-jalan terputus, maka berdo’alah kepada Allah agar menahan dari kami.’ Anas berkata, ‘ maka Rosulullah ﷺ mengangkat kedua tangannya, lalu berdo’a, ‘Ya Allah turunkanlah hujan di sekitar kami dan tidak menimpa kepada kami, ya Allah turunkanlah di atas bukit-bukit, di atas pegunungan, di perut-perut lembah dan di tempat-tempat tumbuhnya pohon.’ Maka hujanpun berhenti. Maka kami keluar berjalan di bawah sinar matahari.’ Syarik berkata, ‘Aku bertanya kepada Anas, ‘Apakah dia orang yang pertama?’ Maka dia menjawab, ‘Saya tidak tahu.’” (HR Bukhori: 1014, Muslim: 897)
MILIKI KITAB AT-TAFSIR WAL BAYAN LI AHKAMIL QUR'AN |
Dari peristiwa ini, ketika terjadi hujan lebat yang menimbulkan madhorot atau marabahaya, Rosulullah ﷺ berdo’a. Dan diantara do’a yang diucapkan Rosulullah ﷺ dalam peristiwa ini terdapat beberapa versi melalui beberapa jalur periwayatan hadist. Baik yang shohih atau yang dho’if, Diantaranya:
Do’a-Do’a Berdasarkan Hadist Shohih
1. Do’a Pertama
اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا ولَا عَلَيْنَا، اللَّهُمَّ علَى الآكَامِ والظِّرَابِ، وبُطُونِ الأوْدِيَةِ، ومَنَابِتِ الشَّجَرِ
‘Ya Allah turunkanlah hujan di sekitar kami dan tidak menimpa kepada kami, ya Allah turunkanlah di atas buki-bukit, di atas pegunungan, di perut-perut lembah dan di tempat-tempat tumbuhnya pohon.’(HR Bukhori: 1014, Muslim: 897, An-Nasai: 1518)
2. Do’a Kedua
اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا ولَا عَلَيْنَا
‘Ya Allah turunkanlah hujan di sekitar kami dan tidak menimpa kepada kami.’(HR Bukhori : 933, Muslim : 897)
3. Do’a Ketiga
اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا، ولَا عَلَيْنَا، اللَّهُمَّ علَى الآكَامِ والجِبَالِ، والآجَامِ والظِّرَابِ، والأوْدِيَةِ ومَنَابِتِ الشَّجَرِ.
‘Ya Allah turunkanlah hujan di sekitar kami dan tidak menimpa kepada kami, ya Allah turunkanlah di atas buki-bukit, di atas gunung-gunung, di hutan-hutan, di atas pegunungan, di lembah-lembah dan di tempat-tempat tumbuhnya pohon.’ (HR Bukhori: 1013)
4. Do’a Keempat
اللَّهُمَّ علَى الآكَامِ والظِّرَابِ، والأوْدِيَةِ، ومَنَابِتِ الشَّجَرِ
‘Ya Allah turunkanlah hujan di atas buki-bukit, di atas pegunungan, di lembah-lembah dan di tempat-tempat tumbuhnya pohon.’ (HR Bukhori: 1016)
5. Do’a Kelima
اللَّهُمَّ عَلَى رُءُوسِ الْجِبَالِ وَالْآكَامِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
‘Ya Allah turunkanlah hujan di atas puncak-puncak gunung, di atas buki-bukit, di perut-perut lembah dan di tempat-tempat tumbuhnya pohon.’ (HR. An-Nasai: 1504, Ibnu Hibban: 2857, dishohihkan oleh syaikh al-Albani dalam At-Ta’liiqootul Hisan ‘Ala Shohih Ibni Hibban no. 2846)
6. Do’a Keenam
اللَّهمَّ حوالينا ولاَ علينا ولَكن على الجبالِ ومنابتِ الشَّجرِ
‘Ya Allah turunkanlah hujan di sekitar kami dan tidak menimpa kepada kami, akan tetapi turunkanlah di atas gunung-gunung, dan di tempat tumbuhnay pohon.’(HR. An-Nasai :1515, dishohihkan oleh syaikh al-Albani dalam Sunan An-Nasa’i)
7. Do’a Ketujuh
اللَّهمَّ حَوَالَيْنا ولا علينا اللَّهمَّ على الآكَامِ والظِّرابِ والأوديةِ ومنابتِ الشَّجرِ
‘Ya Allah turunkanlah hujan di sekitar kami dan tidak menimpa kepada kami, Ya Allah tutunkanlah di atas bukit-bukit, di atas pegunungan,di lembah, dan di tempat tumbuhnya pohon.’(HR. Ibnu Hibban: 992, dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam At-Ta’liiqootul Hisan ‘Ala Shohih Ibni Hibban no. 988))
8. Do’a Kedelapan
اللَّهمَّ حَوالنا ولا علَينا ، اللَّهمَّ على الآكامِ والظِّراب
‘Ya Allah turunkanlah hujan di sekitar kami dan tidak menimpa kepada kami, Ya Allah turunkanlah di atas bukit-bukit dan pegunungan.’(HR. At-Thohawi dalam Syarh ma’anil Aatsar 1891, isnadnya hasan, semua perowinya tsiqoh, kecuali Syarik bin Abdillah bin Abi Namir, shoduq yukhti’ (Jujur namun banyak kesalahan), dia termasuk rijal Imam Bukhori dan Muslim)
Do’a Do’a Berdasarkan Hadist dho’if (lemah)
1. Do’a Pertama
اللَّهمَّ حَوَالَيْنا ولا علينا اللَّهمَّ على رُؤوسِ الظِّرابِ ومنابِتِ الشَّجَرِ وبطونِ الأوديةِ وظُهورِ الآكامِ
‘Ya Allah turunkanlah hujan di sekitar kami dan tidak menimpa kepada kami, Ya Allah turunkanlah di atas puncak-puncak pegunungan, di tempat tumbuhnya pohon, di perut-perut lembah dan di atas punggung bukit.’ (HR At-Thobroni dalam Al-Mu’jam Al-Ausath :7619 ( 7/320), Ad-Du’a’: 2179, dinilai dhoif oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadist Ad-Dhoifah : 12/303-304)
2. Do’a Kedua
اللهمَّ سُقْيَا رحمةٍ ولا سُقْيَا عذابٍ ولا بلاءٍ ولا هدمٍ ولا غرقٍ ، اللهمَّ على الظرابِ ومنابتِ الشجرِ ، اللهمَّ حواليْنَا ولا علينا
Ya Allah, turunkanlah hujan rohmat dan jangan turunkan hujan adzab, atau hujan yang menghancurkan dan menyebabkan banjir,ya Allah, turunkanlah hujan di atas pegunungan dan tempat tumbuhnya pohon, ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami dan tidak menimpa kepada kami. (HR. Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubro : 6443, dinilai tidak shohih (dho’if) oleh Syaikh Al-Albani dalam Tamamul Minnah hal. 266)
Do’a adalah ibadah yang sifatnya tauqifiyyah, yaitu sesuatu ibadah yang ditetapkan pelaksanaannya berdasarkan nash dan dalil dari al-Qur’an dan as-Sunnah. Oleh sebabitu do’a yang berdasarkan dalil hadist yang shohih lebih utama dan lebih haq untuk dilaksanakan. Wallahu A’lam bish showab.
Oleh Abu Failaq As-Syihaby
Gerimis di petang hari, Lamongan utara, Ahad, 29 Sya’ban 1442 H/ 11 April 2021
Baca Pula :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jazakumullah atas kunjungan dan perhatian anda. Komentar yang bijak adalah kehormatan kami.