Kita Adalah Pemimpin

Menjadi pemimpin itu tidak harus menjadi  atasan yang mempunyai bawahan yang banyak. Namun, menjadi pemimpin itu intinya adalah tanggung jawab yang kita pegang. oleh sebab itu, setiap diri kita adalah pemimpin, karena setiap kita mempunyai tanggung jawab,  setidaknya tanggung jawab terhadap diri kita sendiri atau orang lain.

Rosulullah shollallahu alaihi wa sallam bersabda;

أَلاَ كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالإِمَامُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ، وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى أَهْلِ بَيْتِ زَوْجِهَا، وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ، وَعَبْدُ الرَّجُلِ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ، أَلاَ فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Ingatlah, setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian bertanggung jawab terhadap kepemimpinannya, maka seorang Imam adalah pemimpin yang bertanggung jawab terhadap rakyatnya, seorang wanita adalah pemimpin bagi keluarga suaminya, dan anak-anaknya serta bertanggung jawab terhadap mereka, hamba sahaya adalah pemimpin bagi harta majikannya serta bertanggung jawab terhadapnya, ingatlah setiap kalian adalah pemimpin yang bertanggung jawab terhadap kepemimpinannya” (HR. Bukhori:7138, Muslim:1829)

Syaikh sholih al-Utsaimin rohimahullah berkata dalam menjelaskan hadist tersebut:

الخطاب للأمة جميعاً يبين فيه الرسول صلى الله عليه وسلم أن كل إنسان راع ومسؤول عن رعيته. والراعي هو الذي يقوم على الشيء ويرعى مصالحة فيهيئها له، ويرعى مفاسده فيجنبه إياها، كراعي الغنم ينظر ويبحث عن المكان المربع حتى يذهب بالغنم إليه، وينظر في المكان المجدب فلا يتركها في هذا المكان.

“ucapan ini adalah untuk umatnya semua, dimana rosulullah shollallahu alaihi wa sallam menjelaskan bahwa semua orang adalah pemimpin dan bertanggung jawab terhadap kepemimpinannya. Pemimpin adalah yang menjaga sesuatu dan memelihara kebaikannya dengan menyediakan kebaikan baginya,  serta menjaga kejelekannya dengan menjauhkannya dari kejelekan, seperti penggembala kambing yang melihat dan mencari padang rumput yang subur sehingga dapat menggembalakan kambingnya di tempat tersebut serta  mengamat-amati tempat yang gersang sehingga tidak menggembalakan kambing di tempat tersebut”(Syarh Riyadhis sholihin: 3/149)

Dalam hadist tersebut, Rosulullah shollallahu alaihi wa sallam menyebutkan pemimpin yang berskala besar yaitu imam atau kepala negara  sampai pemimpin yang berskala kecil yaitu pembantu. Semuanya akan dimintai pertanggung jawaban di dunia dan akhirat.
Jadi pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bertanggung jawab. Kepala negara bertanggung jawab untuk menjaga, melindungi dan melayani rakyatnya, bukan melayani kepentingan asing yang merugikan rakyat dan negaranya. Pembantu bertanggung jawab menjaga dan melindungi harta majikannya.

Maka semua orang harus meyadari diri bahwa mereka akan mempertanggungjawabkan tugas mereka di hadapan Allah, diri sendiri dan di hadapan masyarakat lingkungannya.

Oleh Abu Failaqullah as-Syihaby
Menjelang senja di sudut utara kabupaten Lamongan Jatim, Jum’at, 14 Jumadis Tsani 1439 H/ 2 Maret 2018 M