MENUNTUT ILMU YANG MENJERUMUSKAN KE NERAKA. - Permata Salafus Sholih

Breaking

Meniti Aqidah dan Manhaj Para Nabi dan Salafus Sholeh

Anda diperbolehkan mengkopi paste ayat, hadist dan terjemahannya tanpa menyebutkan sumbernya serta diperbolehkan untuk menyebarkan artikel-artikel di blog ini dengan menyertakan sumbernya, namun anda dilarang menyebarkannya dengan mengeditnya dan mengakui sebagai tulisan anda dengan tujuan komersil atau non komersil

Jumat, 12 Februari 2016

MENUNTUT ILMU YANG MENJERUMUSKAN KE NERAKA.

tungku pembuatan kapur
Menuntut ilmu adalah wasilah untuk mendapatkan kenikmatan surga di akhirat, karena Allah akan memudahkan orang yang menuntut ilmu sampai ke surga.
Dengan menuntut ilmu maka orang akan mengetahui hukum dan cara beribadah hingaa dia bisa menerapkkannya., dia juga bisa mengetahui larangan Allah dan RosuNya sehingga dia bisa menjauhinya.

Namun adakalanya orang menuntut ilmu itu malah terjerumus ke neraka, yaitu menuntut ilmu yang dilandasai niat dan maksud yang buruk. Rosulullah telah memperingatkan umat ini agar jangan sampai perbuatan baiknya dalam menuntut ilmu malah menjerumuskannya ke dalam neraka. Naudzubillah. 

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَا تَعَلَّمُوا الْعِلْمَ لِتُبَاهُوا بِهِ الْعُلَمَاءَ، وَلَا لِتُمَارُوا بِهِ السُّفَهَاءَ، وَلَا تَخَيَّرُوا بِهِ الْمَجَالِسَ، فَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَالنَّارُ النَّارُ
»
Dari Jabir bin Abdillah bahwasanya Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Janganlah kalian menuntut ilmu demi berbangga diri (sombong)  dihadapan ulama atau  untuk membantah  orang-orang bodoh atau  untuk memilih-milih majlis terbaik,  maka barang siapa melakukan semua itu  maka nerakalah baginya.”(HR Ibnu Majah: 254 dishohihkan oleh Syaikh al-Albani dalam shohih Ibni Majah no. 206)

Ibnu Rojab al-Hanbali rohimahullah berkata:

وَقَالَ ابْنُ مَسْعُودٍ: لَا تَعَلَّمُوا الْعِلْمَ لِثَلَاثٍ: لِتُمَارُوا بِهِ السُّفَهَاءَ، أَوْ لِتُجَادِلُوا بِهِ الْفُقَهَاءَ، أَوْ لِتَصْرِفُوا بِهِ وُجُوهَ النَّاسِ إِلَيْكُمْ، وَابْتَغُوا بِقَوْلِكُمْ وَفِعْلِكُمْ مَا عِنْدَ اللَّهِ، فَإِنَّهُ يَبْقَى وَيَذْهَبُ مَا سِوَاهُ

“Ibnu Mas’ud berkata,’Janganlah belajar ilmu karena tiga tujuan, yaitu untuk mendebat orang-orang bodoh (mempengaruhi) atau untuk membantah para fuqoha’ (Ulama’) atau untuk menarik perhatian orang banyak. Carilah apa yang di sisi Allah dengan ucapan dan perbuatan kalian, karena dia akan kekal sedangkan yang lain hilang (hancur).”(Jami’ul ‘Ulum wal Hikam: 1/78, 1422 H, Muassah ar-Risalah, cet. Ketujuh, via Maktabah Syamelah)

Syaikh Abdul aziz bin Abdur Rohman ar-Rojihi Hafidzohullah berkata:

وفيه التحذير من هذه المقاصد السيئة.فمن تعلم العلم ليباهي به العلماء، أي: للمفاخرة والمباهاة، أو ليماري به السفهاء، أي: يخاطب السفهاء، أو ليتخير به المجالس، أي: حتى يقدم في المجالس ويشار إليه وينظر إليه من أجل المراءاة والتعاظم، فمن تعلم العلم لأجل ذلك فهذا مقصد سيئ
.
“Dalam hadist ini mengandung peringatan dari tujuan-tujuan jelek. Maka barang siapa belajar ilmu untuk menyombongkan diri di hadapan ulama’, yaitu berlagak dan mem banggakan diri, atau untuk mendebat orang-orang bodoh (awam) yaitu berbicara kepada mereka (untuk membodohi dan memperdaya-pent) atau untuk memilih-milih majlis yaitu karena demi mendapat sanjungan dan kehormatan sehingga menjadi terkemuka di majlis-majlis, menjadi rujukan dan fokus perhatian. Maka barang siapa belajar ilmu karena yang demikian itu maka ini adalah tujuan yang buruk.” (Syarhu Sunan Ibni Majah:17/7, Durus shoutiyah yang transkrip oleh situs Syabakah Islamiyyah (www.islamweb.net), via Maktabah Syamelah)

    Jadi niat-niat yang buruk, yaitu:

1.    Menuntut ilmu demi kebanggaan dan kesombongan semata atau agar bisa membantah para ulama’ hingga dapat memalingkan masyarakat dari kebenaran kepada keburukan.
2.   Menuntut ilmu agar bisa membodohi orang awam, memperdaya dan mempengaruhi mereka sehingga dapat memperoleh perhatian, dan loyalitas mereka.
3.    Menuntut ilmu demi mencari perhatian dan kemuliaan dengan memilih majlis yang dirasa bisa memberikan keuntungan materi, kehormatan dan kedudukan.

Maka niat-niat tersebut hanya akan menjerumuskan pelakunya ke neraka, karena niat yang betul dalam menuntut ilmu adalah mencari wajah dan ridha Allah semata. Begitu pula dalam mengamalkan dan mengajarkannya, harus diniatkan mencari ridha dan wajah Allah bukan mencari materi, kehormatan dan kedudukan semata. Semoga Allah memberikan jalan yang lurus kepada kita dalam menuntut ilmu, mengamalkannya dan mengajarkannya. Amin

oleh Abu Hasan as-Syihaby.
Ba’da dzuhur di kawasan pantura Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Indonesia, Jum’at, 03 Jumadil Ula 1437 H/12 Pebruari 2016 M


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jazakumullah atas kunjungan dan perhatian anda. Komentar yang bijak adalah kehormatan kami.