PUASA ADALAH OBAT PENJERNIH JIWA - Permata Salafus Sholih

Breaking

Meniti Aqidah dan Manhaj Para Nabi dan Salafus Sholeh

Anda diperbolehkan mengkopi paste ayat, hadist dan terjemahannya tanpa menyebutkan sumbernya serta diperbolehkan untuk menyebarkan artikel-artikel di blog ini dengan menyertakan sumbernya, namun anda dilarang menyebarkannya dengan mengeditnya dan mengakui sebagai tulisan anda dengan tujuan komersil atau non komersil

Selasa, 23 Februari 2016

PUASA ADALAH OBAT PENJERNIH JIWA

Hakekat lapar yang sesuai syari’at adalah puasa yang di syari’atkan. Allah ﷻ dan rosul-Nya selalu mengajarkan kita untuk berpuasa, baik puasa wajib atau yang sunnah, karena dalam puasa mengandung banyak  manfaat dan maslahat  bagi pelakunya. Dengan berpuasa maka manusia akan merasakan lapar, sehingga diharapkan muncul dalam dirinya manfaat-manfaat yang telah dijelaskan oleh Allah, rosul-Nya dan para salaf. Diantara manfaat tersebut adalah:

1.    Taqwa

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (QS. Al-Baqoroh (2): 183)

Syaikh Abdur Rohman bin Nashir as-Sa’di rohimahullah berkata:

ثم ذكر تعالى حكمته في مشروعية الصيام فقال: {لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ} فإن الصيام من أكبر أسباب التقوى، لأن فيه امتثال أمر الله واجتناب نهيه.
فمما اشتمل عليه من التقوى: أن الصائم يترك ما حرم الله عليه من الأكل والشرب والجماع ونحوها، التي تميل إليها نفسه، متقربا بذلك إلى الله، راجيا بتركها، ثوابه، فهذا من التقوى.
ومنها: أن الصائم يدرب نفسه على مراقبة الله تعالى، فيترك ما تهوى نفسه، مع قدرته عليه، لعلمه باطلاع الله عليه، ومنها: أن الصيام يضيق مجاري الشيطان، فإنه يجري من ابن آدم مجرى الدم، فبالصيام، يضعف نفوذه، وتقل منه المعاصي، ومنها: أن الصائم في الغالب، تكثر طاعته، والطاعات من خصال التقوى، ومنها: أن الغني إذا ذاق ألم الجوع، أوجب له ذلك، مواساة الفقراء المعدمين، وهذا من خصال التقوى.

”Kemudian Allah Ta’ala menyebutkan kebijaksanaan-Nya dalam mensyari’atkan puasa, dia berfirman” agar kalian bertakwa”. Sesungguhnya puasa adalah salah satu penyebab takwa, karena di dalamnya mengandung pelaksanaan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Maka diantara ketakwaan yang terkandung dalam puasa adalah: 

•    bahwasanya orang yang berpuasa itu meninggalkan apa yang diharamkan oleh Allah seperti makan, minum, jima’ dan sejenisnya yang nafsunya cenderung kepadanya, dengan hal tersebut dia mendekatkan diri kepada Allah, mengharapkan pahala, inilah yang disebut takwa. 

•    Orang yang berpuasa itu melatih dirinya dalam pengawasan Allah Ta’ala, maka dia meninggalkan apa yang disenangi oleh hawa nafsunya meskipun ia  mampu melakukannya karena ia tahu bahwa Allah mengawasinya. 

•    Puasa itu mempersempit saluran-saluran syetan, karena syetan mengalir dalam tubuh manusia seperti aliran darah, maka dengan puasa dapat melemahkan pengaruhnya dan memperkecil kemaksiatan-kemaksiatan. 

•    Orang yang berpuasa itu selalu memperbanyak ketaatan, sedang ketaatan adalah ciri dari takwa. 

•    Orang kaya yang merasakan sakitnya rasa lapar akan menyebabkan dia terdorong untuk menolong para fakir miskin, dan ini termasuk ciri takwa.” (Taisir Karimir Rohman hal. 85, Muassasatur Risalah, cet. Pertama, 1420 H/ 2000 M, via Maktabah Syamelah)

2.    Obat penawar nafsu

Rosulullah shollallhu ‘alai wa sallam bersabda:

مَنِ اسْتَطَاعَ البَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ، وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ، فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ

“Barang siapa yang mampu menikah maka menikahlah, karena menikah bisa menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan dan barang siapa yang tidak mampu maka berpuasalah karena puasa bisa mengobati.”(HR. Bukhori: 1905)

3.    Menjernihkan hati dan mewariskan ilmu

قَالَ أَبُو بَكْرٍ المَرْوَزِيُّ: سَمِعْتُ بِشْراً يَقُوْلُ: الجُوعُ يُصَفِّي الفُؤَادَ، وَيُمِيتُ الهَوَى وَيُورِثُ العِلْمَ الدَّقِيْقَ

Abu Bakr al-Marwazi berkata,”Aku mendengar Bisyr (Ibnu al-Harist-pent) berkata,’Lapar itu menjernihkan hati, mematikan hawa nafsu dan mewariskan ilmu yang akurat.”(Siyar A’lamin Nubala’: 8/488, Darul Hadist, Kairo, 1427 H/2006 M, Via Maktabah Syamelah)
Maka ketiga hal tersebut, yaitu takwa, menahan hawa nafsu, kejernihan hati serta ilmu pada hakekatnya adalah pembersih jiwa manusia dari lumpur dosa. Ketiga hal ini dapat tercapai dengan puasa. Oleh sebab itu maka puasa adalah obat penjernih jiwa.

oleh Abu Hasan as-Syihaby.
Menjelang dzuhur di sudut utara kabupaten Lamongan, Jatim,  Jum’at, 2 Romadlon 1436 H/19 Juni 2015 M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jazakumullah atas kunjungan dan perhatian anda. Komentar yang bijak adalah kehormatan kami.